
Jumat (19/8) – Pariaman | Tim Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Negeri Padang (UNP) bersama Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Ulakan Tapakis menggelar rangkaian kegiatan bertajuk Local Heroes In Action: Pelatihan Jurnalisme Warga untuk Liputan Kebencanaan bagi Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) di Kabupaten Padang Pariaman pada Agustus hingga September 2025. Program ini adalah pelaksanaan skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat yang dikoordinasikan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Padang, dengan dukungan pendanaan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi tahun 2025.
Kegiatan ini diikuti oleh 15 peserta dari anggota FPRB Ulakan Tapakis yang merupakan gabungan dari komunitas pemuda dan pelajar serta perangkat Nagari Ulakan. Pelatihan mencakup penguasaan teknik dasar jurnalistik, etika peliputan, pengembangan konten digital, serta simulasi liputan di daerah rawan bencana. Peserta juga dibekali keterampilan menggunakan kamera digital berita berbasis jurnalisme warga untuk mendokumentasikan bencana alam dalam bentuk foto dan video liputan kebencanaan. Pelatihan ini juga melibatkan beberapa orang mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi sebagai fasilitator workshop.
Sebagai bentuk penerapan teknologi dan inovasi kepada masyarakat, tim pengabdian menyerahkan perangkat kamera digital kepada mitra FPRB Ulakan Tapakis, agar dapat dimanfaatkan untuk mendokumentasikan kondisi lapangan secara langsung. Konten audio visual yang diambil dengan teknik fotografi dan videografi seperti pencahayaan, sudut pandang, dan komposisi akan menghasilkan liputan warga yang lebih berkualitas. Materi terkait keterampilan tersebut disampaikan oleh dosen prodi Ilmu Komunikasi UNP Muhammad David Hendra, S.I.Kom., M.I.Kom. “Visual yang baik bisa memperkuat berita kebencanaan sekaligus menjadi bukti situasi di lapangan,” ujar pemateri.

Kegiatan dilanjutkan dengan workshop pembuatan konten berita digital berbasis jurnalisme warga dengan narasumber Afif Permana Aztamurri, S.I.Kom., co-founder Minang Connect, yang juga membimbing praktik langsung penggunaan website untuk penyebaran berita liputan kebencanaan. Beliau juga memperkenalkan strategi penyebaran informasi melalui media sosial seperti Instagram, YouTube, dan TikTok. Materi workshop dirangkum dalam sebuah booklet yang berisi panduan praktis mengenai keterampilan jurnalisme warga, teknis pengambilan foto dan video liputan kebencanaan menggunakan kamera digital, serta tata cara penulisan dan pemuatan liputan kebencanaan ke website.

Ketua tim pengabdian Evelynd,S.I.Kom.,M.Comn.&MediaSt. menegaskan, “Pelatihan ini bertujuan agar masyarakat mampu berpartisipasi menghasilkan liputan yang akurat, cepat, dan berbasis data ketika bencana terjadi.” Penguatan kapasitas mitra dapat dibuktikan dengan produktivitas warga dalam mempraktikkan keterampilan jurnalisme warga. “Berita tentang kebencanaan yang diliput warganya sendiri akurasinya terjamin dan bisa segera sampai ke publik, tambahnya. Ketua FPRB Ulakan Tapakis Sunardi S.H mengatakan, “Peran warga sebagai local heroes membantu pengambilan keputusan yang tepat dalam mitigasi ataupun penanggulangan bencana di lapangan.”
Relevan dengan kebutuhan dari daerah tersebut, Wali Nagari Ulakan Tapakis, Ade Candra, ST., memberikan apresiasi atas pelaksanaan pengabdian ini. “Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesiapsiagaan warga dalam menghadapi bencana.” Beliau berharap pelatihan ini berdampak pada Nagari Ulakan Tapakis serta menjadi model pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan bagi daerah rawan bencana lainnya.
Pengabdian ini selaras dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin 11 tentang kota dan komunitas berkelanjutan dan poin 13 mengenai aksi penanganan perubahan iklim. Melalui pelatihan jurnalisme warga, Nagari Ulakan Tapakis diharapkan semakin siap menjadi nagari tangguh bencana dalam menghadapi dampak bencana alam dengan memperkuat kapasitas masyarakat, mempercepat arus informasi, serta menjaga kearifan lokal.



